Se Ngudeh Wajib Ngerteh, Se Tuah Wajib Ngasteteh

Keterikatan antara orang tua dan anak sangat memengaruhi gaya hidup yang akan di jalani. Jika orang tua berhasil dapat mendidik anak dengan baik, maka orang tua pun akan merasakan kebahagiaannya. Pun sebaliknya, jika anak berbuat onar maka orang tua dapat menanggung rasa malunya.

Judul yang saya pakai menggunakan bahasa madura "se ngudeh wajib ngerteh, se tuah koduh ngasteteh" artinya: Yang Muda harus ngerti (pandai), yang tua harus hati-hati (dalam mendidik anak/generasi muda). Perubahan sangat sulit tercipta tanpa ada koordinasi antara orang tua dan anak atau pemuda secara universal.

Orang tua yang dimaksud bukan hanya orang tua kandung yang memang memiliki peran penting dalam pertumbuhan, akan tetapi yang dimaksud orang tua disini juga termasuk guru, tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, ketua organisasi dan lainnya.

Pertama, orang tua “se tuah koduh ngasteteh” masih banyak tidak memberikan kesempatan dan enggan peduli terhadap potensi yang dimiliki oleh pemuda. Memberikan kesempatan berkiprah di masyarakat sebagai ajang kaderisasi masih lemah atau mungkin masih tidak percaya (skeptis) terhadap kualitas para pemuda-pemudinya. 

Sehingga banyak kaum intelektual muda lulusan pesantren yang mampu mimpin tahlilan, baca Al-Qur'an, dan khotbah jum'at bahkan, masih kurang di perhitungkan. Sehingga tidak jarang mereka menjadi alumni pondok pesantren dan sekolah tinggi hanya menjadi alumni-alumni tak memiliki peran.

Kedua, yang perlu di perhatikan, yaitu pemuda "se ngudeh wajib ngerteh"; harus memiliki rasa tanggung jawab bahwa dirinya merupakan sosok yang akan menjadi penerus, pewaris dan yang akan menentukan arah selanjutnya. Oleh karena itu bukan kakek-kakek dan nenek-nenek harapan bangsa akan tetapi pemuda harapan bangsa yang selalu di idamkan. 

Bekal yang cukup akan mengantarkan kepada keyakinan berekspresi, keyakinan akan mengantarkan kepada kemenangan, dan kemenangan menentukan keberhasilan.
Oleh karena itu, membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan keimanan yang kuat serta update terhadap perkembangan sosial menurut saya sangat urgent. Dengan kata lain jangan lama-lama dimasa lalu hingga kudet dengan masa yang akan datang, itu hanya akan membahayakan kamu saja.

Sebenarnya tulisan saya ini bukan men-generalisir semua lapisan masyarakat
Hanya sebuah pengantar dan pengakuan saya pribadi terhadap perkembangan kehidupan sosial di desa saya, Kajjan, Blega, Bangkalan. 

Namun, jika memang terdapat konklusi yang relevan, hal itu karena kebetulan saja, jika memang tidak sepaham, hal tersebut justru menguatkan tulisan saya, bahwa hanya sebagai bentuk ujaran pribadi saja dan bersifat subjektif.


Misbahul Wani

Putera Kajjan.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama