Kulminasi Sakinah dan Anjuran ber-Mawaddah dan Rahmah

Kebiasaan yang dilakukan dari setiap kita, ketika ada yang melangsungkan pernikahan, maka doa yang disematkan adalah semoga menjadi keluarga yang "Sakinah, Mawaddah dan Warahmah." Landasan teologisnya adalah surat Al-Rum ayat 21. Ayat ini memang membicarakan soal konsep merawat pasangan agar terjalin dengan baik-baik saja.

Dokumen Istimewa by: Misbahul Wani

Sebelum mengupas makna dari kata "Sakinah, Mawaddah dan Warahmah", saya akan mencoba mengajak kamu untuk melihat kulminasi dari ayat tersebut;

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir".
Kulminasi/maksud utama dari nassh ini sebenarnya adalah kalimat "sakinah". Di dalam ayat ini kata "sakinah" ditampilkan menggunakan fi''il mudhari' yaitu kata "لِتَسْكُنُوا". Kalimat tersebut mendapatkan intervensi dari huruf nashab لاَمُ كَيْ (lam kai) dan mengakibatkan tanda nasabnya dengan membuang huruf نْ dan diganti dengan وا (Wawu dan alif).

Lam Kai artinya adalah 'agar supaya'; maknanya memiliki alasan tertentu dari sebuah statement yang dibangun. Jadi, kita semua diciptakan berpasang-pasangan alasan utamanya 'agar dapat membangun ekosistem yang positif dan saling memberikan dampak positif satu sama lain. Kemudian ekosistem yang positif itu kita sebut dengan Sakinah.

Bagaimana cara menciptakan Sakinah? tenang, manusia jauh sebelum lahirnya Artificial Intelligence (AI) Tuhan sudah menciptakan yang namanya mawaddah dan rahmah. Dua aplikasi ini merupakan modal dasar manusia yang berpasangan (menikah) untuk mencapai kulminasi Sakinah.

Mawaddah sengaja Tuhan ciptakan agar manusia dapat mencurahkan rasa kasih sayangnya terhadap pasangan yang dicintai. Karena dengan mencurahkan mawaddah ini, hubungannya menjadi romantis, ingat ya, 'romantis', karena mawaddah ini tidak hanya model rasa kasih sayang yang sifatnya prinsipil, tetapi yang ditampakkan. Kemudian kita kenal dengan istilah love language itu.

Memang ada cinta yang tidak ditampakkan? sebenarnya bukan soal ditampakkan atau tidak. Setiap manusia itu punya bekal rasa kasih sayang. Nah, bekal ini yang saya maksud dengan prinsip. Dan prinsip ini ranahnya rahmah. Rahmah ini modal sekaligus model cara memperlakukan diri sendiri dan orang lain dengan benar.

Seperti ungkapan Gus Mus ketika ditanya tentang definisi ulama; "alladzina yandhuruna al-ummat bi 'ain al-rahmah" bahwasannya ulama adalah orang-orang yang bisa memperhatikan umat dengan kacamata kasih sayang —bukan hanya dengan doktrin dan ajaran salah-benar dan halal-haram saja.

Jadi, doa'a SAMAWA itu sebenarnya main terabas saja tanpa memperhatikan struktur dan konsep ayatnya. Karena Sakinah dan Rahmah itu tanpa perlu didokan sudah ada (Tuhan sudah menyediakannya) pada diri manusianya masing-masing. Manusia hanya butuh mewujudkan keduanya dengan rasa hormat dan sadar sesadar-sadarnya.

Konsekunsei logisnya, sakinah itu dapat terwujud jika manusia berusaha mewujudkan mawaddah dan rahmah dalam setiap perjalan mengarungi bahtera rumah tangga. Makanya, doa yang kita sematkan begini saja: semoga dengan Mawaddah dan Rahmah-Nya kedua mempelai menjadi keluarga yang Sakinah.

Selebihnya, doa terbaik untuk para pembaca dan juga penulisnya ini. Semoga, apapun itu adalah terbaik buat kita semua! sekian...
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama