Kiai Madura dan Korban Perdebatan Masyarakatnya

Pandangan kami, dua sosok kiai karismatik asal Madura ini menjadi korban perdebatan masyarakat (mujâdalat al-ijtimâ’). Pertama adalah KH. Sinwani Asra'ie (Pengasuh Ponpes Darusshalah Bangkalan (berpeci putih) dan yang kedua adalah KH. Atho’illah Bushiry (Pengasuh Ponpes Al-Sirojiyyah Sampang), berpeci hitam.

Sejak tahun 2013 ketika kami masih nyantri di Pondok Pesantren Zainul Hasan Hasan Genggong, kebetulan berguru dan berteman dekat dengan putra Kiai Sinwani, Ustadz Syamsuddin. Beliau memantik dan memberitahu persoalan yang dialami abahnya dengan menunjukkan suara kaset yang menyindir Abahnya, Kiai Sinwani.

Dokumen Istimewa

Pada mulanya kami tidak paham maksud isi kaset yang dinyanyikan artis lokal di Madura tersebut (baca: Utadz Anwar -Al-Abror Music Grup-). Kami hanya mengira isi liriknya benar-benar mengkritik kelompok organisasi Islam tertentu, bukan memojokkan seseorang tertentu.

Saya benar-benar paham arti isi kaset yang di jual di pinggir jalan sekitar pondok ketika liburan pondok. Ternyata isi kaset tersebut memiliki konteks historis yang mendalam mengenai sosok seorang. Ini menguatkan dan mengingatkan saya pentingnya konteks sosio-historis dalam kajian al-Qur’an dan Tafsir agar terhindar dari kesan pemahaman yang teks.

Kiai Sinwani diisukan sebagai antek-antek Wahabi. Adapun alasan yang saya ketahui sedekat ini adalah kesalahpahaman masyarakat saja menangkap maksud penjelasan Kiai. Misal, kasus tahlil atau ziyarah kubur. Beliau menjelaskan bahwa ziyarah kubur pernah dilarang oleh Nabi, tapi kemudian dianjurkan lagi agar ingat mati itu nyata.

Pendapat itu disenyalir dengan kaidah usul fiqh bahwa ‘anjuran yang jatuh setelah larangan hukumnya adalah boleh.’ Begini, Nabi itu pernah melarang ziyarah kubur, tapi kemudian menganjurkan kembali. Maka, menurut ulama ushul fiqh, kadar anjuran ini bernilai boleh, bukan wajib lagi. Selebihnya pembaca dapat mempelajari al-amr wa al-nahy dalam ilmu gramatikal Arab.

Begitu juga tentang tahlil, Kiai Sinwani mencoba menjelaskan perbedaan antara agama/syari’at dan tradisi/budaya. Bacaan tahlil itu syari’at, akan tetapi budaya atau tradisi kumpulnya, makan bareng itu bukan syari’at. Perbedaan ini dianggap penting disampaikan pada masyarakat, menilai agama dan budaya tidak bisa dipisahkan, kecuali saling berdialog.

Tanggapan Miring Masyarakat Dan Reputasi Sosial

Penjelasan antara agama, budaya dan kaidah ushul fiqh itu tidak diindahkan dan tidak bisa ditangkap baik oleh masyarakat. Bahkan oleh oknum santri dan alumni tertentu di goreng menjadi isi kotor. Yaitu menuduh kiai Sinwani sebagai pengikut Wahabi dan melarang ziyarah kubur dan tahlil.

Begitu pun sebaliknya, tduhan kedangkalan pengetahuan disematkan kepada masyarakat, santri bahkan alumni yang berafiliasi ke pada pondoknya asuhan Kiai Ato', Sampang. Artinya, tidak sedikit di akar rumput terjadi perdebatan masyarakat.

Isu ini langsung menjadi sajian basah di relung-relung komunikasi sosial, bahkan media sosial. Yang membuat hati kami menangis adalah para petani pun menjadi korban perdebatan ini. Mereka membicarakan sesuatu yang tidak mereka pahami, tapi mereka meyakini hal tersebut. Yaitu kata Wahabi dan NU menjadi buah bibir dan gunda gulana di lapisan masyarakat.

Kamu NU, Kamu Wahabi

Sebenarnya perdebatan ini memiliki jejak sejarah panjang. Madura sebegai kaum mayoritas NU, memiliki sensifitas tersendiri ketika mendengar Wahabi. NU lahir untuk menghadang paham ekstrimis dan radikal. Ketika Wahabi membabi buta ingin membongkar situs sejarah, bahkan makam Nabi Muhammad, ulama Nusantara menginisiasi menghadang kebijakan Raja Najed yang beraliran wahabi.

Diplomasi yang dilakukan oleh ulama Nusantara tidak bisa dilakukan kecuali melalui organisasi formal, akhirnya nantinya terbentuklah NU pad 31 Januari 1926, dan secara formal mengutus KH. Raden Asnawi Kudus menjadi delegasi Muktamar ke Mekkah. Kemudian peristiwa ini dikenal dengan istilah Komite Hijaz yang dipimpin langsung oleh Mbah Wahhab Chasbullah.

Maka tidak heran bila NU dan organisasi di bawahnya selalu reaktif mendengar kata Wahabi dan paham radikal. Selain itu telah menjadi tugas resmi jam’iyyah yang berhaluan ahulusssunnah wal jama’ah untuk mengawal aqidah dan paham agama warganya dari aliran sesat dan radikal.

Wahabi Kasus Usang di NU?

Selama ini, kita sadari, bahwa isi-isu yang dibalut agama mudah laku dan mudah besar di negara kita. Sensifitas soaial-keagamaan kita kerap kali diuji. Biasanya diajang kontestasi politik akbar, seperti pemilihan presiden. Latar belakang sosial keagamaan selalu menjadi hal yang menarik diperdebatkan.

Kasus NU-Wahabi dibenturkan oleh sekelompok orang yang gagal paham dengan penjelasan Kiai Sinwani. Api tuduhan ini mudah menyulut dan tidak bisa dipadamkan hingga saat ini. Sehingga terjadi sebuah perpecahan kelompok di tubuh masyarakat, kaum santri dan alumni. Ini terjadi karena bentuk fanatisme dan kurangnya wacana sosial keagamaan.

Sebenarnya kasus NU-Wahabi adalah kasus usang. Tapi masih menyeruak di Madura, khusunya di Bangkalan. Ini menunjukkan beberapa kemungkinan; pertama, pergeeseran wacana manut Kiai ke wacana kritis, pergeseran metode taqlid ke metode naqdi, dan terakhir masyarakat baru kenal dengan wawasan yang berbeda.

Adanya fenomena ini, penulis beranggapan bahwa selama ini sebagian masyarakat masih berwawasan parsial. Kasus yang sudah selesai dan usang, justru masih hangat diperdebatkan. Tapi di sisi lain, penulis bersyukur, hal ini menunjukkan wacana kritis sosial keagamaan di masyarakat mulai tumbuh dan mulai membandingkan mana selayaknya disandingkan dikehidupan sehari-hari dan mana yang patut dihindari.

 

13 Komentar

  1. Balasan
    1. Mari mas, terus beri masukan dan inspirasi pd masyarakat kita.

      Hapus
  2. Syukron atas penjelasannya ustad

    BalasHapus
  3. Semuga dengan tulisan ini bisa menjadi obat yang bisa meredam isu tersebut dikalangan masyarakat

    BalasHapus
  4. Kalau yg sudah faham ya tenang2 saja
    Kalau ada yg blm fhm lgsg datang ke pondoknya jgn txa melalui org lain

    BalasHapus
  5. Terimakasih ustadz saya alumni pondok pesantren darussholah annawawiah pakong sungguh luar biasa penjelasan diatas. Semoga Allah sllu melindungi kita semua dari kabar miring apa lagi sampai jadi fitnah...

    BalasHapus
  6. Luar biasa penjelasanya ustad

    BalasHapus
  7. Luar biasa penjelasanya ustad

    BalasHapus
  8. Making Money - Work/Tennis: The Ultimate Guide
    The way you aprcasino would หาเงินออนไลน์ expect communitykhabar from betting on the tennis kadangpintar matches of tennis is to bet on the player you like www.jtmhub.com most. But you also need a different

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama