Tulisan ini sebenarnya membicrakan tentang penulis sendiri, yaitu sebagai pemuda dan perannya dalam lingkungan sekitar. Banyak hal yang harus dipahami dari sosok pemuda, selain mereka adalah next generation mereka juga adalah simbol penentu untuk arah selanjutnya.
Penting kami utarakan bahwa pemuda desa memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan perkembang. Baik dalam bidang keagamaan, keilmuan, bisnis maupun politik. Tergantung bagaimana mindset dan motivasi diri yang dibangun. Terutama adalah bagaimana jiwa kontetasi tumbuh?
Membicarakan tentang pemuda tentu harus mengetahui secara detail elemen yang ada di pemuda, terutama karakter, peran dan posisisnya di masyarakat. Misal penulis melakukan klasifikasi pemuda ada tiga, (1). santri, (2). mahasiswa, dan (3). pekerja. ketiga-tiganya memiliki peran dan fungsi dilingkungan masing-masing.
Adapun fungsi yang kami maksud adalah mereka sama-sama berusaha untuk berbenah melakukan yang terbaik agar perubahan di lingkungnnya terus membaik. Baik dalam keluarga, masyarakat maupun di dalam dirinya masing-masing. Dan hal penting lainnya adalah , mereka punya definisi tersendiri mengartikan kemajuan dan kesuksesan.
Antonio Gramsci, (ia adalah seorang Marxis berkebangsaan Italia, aktivis, wartawan dan seorang filsuf yang pernah mendekam di penjara tahun 1926-1937 oleh Musollini) dalam bukunya “Prison Notebooks” mengatakan; “semua orang adalah intelektual, tapi tidak semua orang dalam masyarakat memiliki fungsi intelektual.”
Kaum intelektual di klasifikasi menjadi dua; intelektual tradisional dan intelektual organik; intelektual tradisional adalah kaum intelektual yang secara terus menerus melakukan hal yang sama dari generasi ke generasi yang lain atau ke generasi satu ke generasi selanjutnya. Seperti para para guru, ulama dan para administrator.
Adapun maksud kaum intelektual organik adalah kalangan yang berhubungan langsug dengan kelas atau perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan mereka untuk berbagai macam kepentingan serta untuk memperbesar kekuasaan dan kontrol. Seperti para aktivis, politikus dan tenaga ahli yang melakukan perubahan dibidang masing-masing (spesialis).
Lalu dimana Peran dan Fungsi Pemuda?
Untuk menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu kita kembali ke paraf ke-3; tentang klasifikasi pemuda yang telah diuraikan. Kemudian langkah selanjutnya lakukan proteksi diri dan proteksi sosial utuk menemukan potensi, peran dan fungsi pemuda dari klasifikasi tersebut. Sebab, jangan pernah mengukur ukuran baju orang lain dengan badan kita. Sering tidak pas Bos....
Salah satu cara memungkinkan perubahan terhadap pemuda adalah pemuda dan latar belakngnya sendiri. Latar belakang yang dimaksud adalah tempat dan cara tumbuhkembangnya pemuda itu sendiri. Baik dari aspek lingkungan keluarga maupun aspek lingkungan sosial.
Keluarga adalah organisasi pertama yang memberi pengaruh pada seseorang. Keluarga yang mapan secara prinsip akan berfikir panjang tentang kemajuan dan investasi masa depan, baik investasi jangka pendek maupun jagka panjang. Adapun investasi kemajuan masa depan itu adalah pendidikan.
Pemuda dan Organisasi
Merujuk pada definisi intelektual yang di sampaikan oleh Antonio Gramsci, penulis beranggapan perlunya kita mengambil sikap dan analisis diri. Apakah kita termasuk intelektual tradisional atau intelektual organik? namun, yang jelas kita dapat mengambil posisi kedua-duanya, tergantung ingin memfungsikannya atau tidak.
Menjajaki maksud organisasi tidak lain seperti mejajaki sebuah perusahaan yang memiliki maksud memproduksi barang tertentu. Begitu juga organisasi, selalu memiliki tujuan yang akan dicapai. Baik organisasi pemerintah maupun organisasi non-pemerintah, seperti organisasi kepemudaan, keshatan, keilmuan dan pergerakan.
Adapun fungsi organisasi adalah menampung banyak gagasan dalam satu rumpun. dengan kata lain fungsi organisasi melakukan pembatasan program kerja sesuai dengan visi-misi yang dibangun. Misal organisasi kesehatan, maka yang di show up adalah seputar kesehatan, dan begitu seterusnya, menyesuaikan genre organisasinya.
Budaya urbanisasi banyak dilakukan oleh mayoritas pemuda desa. Ada banyak faktor hal ini terjadi, diantaranya adalah kondisi lingkungan yang tidak medukung, baik sosial ekonomi, sosial-politik maupun pendidikan. Optimalisasi pemuda untuk merencanakan pembangunan desa tidak banyak dilibatkan. Sehingga banyak potensi pemuda sia-sia.
Misal, kita dapat melirik Dana Desa yang digelontorkan oleh pemerintah pusat ke pemerintah desa. Salah satu elemen yang berhak menerima untuk melakukan cipta daya guna adalah pemuda. Yaitu pemuda dengan organisasi formlanya, misal Karangtaruna dan organisasi lainnya.
Hal ini agar cita-cita pemerintah melakukan perubahan dimulai dari desa terwujud. Salah satu caranya adalah peran pemuda. Pemuda dengan segala aspeknya perlu diperhatikan, dan pemuda sendiri harus sadar dan punya nilai jual untuk memajukan desanya. Tidak cukup kemudian hanya mempersoalkan program pemerintah akan tetapi SDM yang dimiliki tidak punya kapasitas dan kreativitas.
Pemuda bisa bersatu dengan macam kelasnya sebagai santri, pelajar, maupun pembisinis hanya dengan satu wadah dan wadah yang dimaksud adalah organisasi. Semakin banyak muncul organisasi maka akan semakin banyak variasi dan ide muncul. Dan ide itulah yang kami maksud sebagai role model dan investasi jangka pendek maupun jangka panjang untuk menatap masa depan yang lebih cerah.
Wallâhu A'lam....
*Penulis adalah: Misbahul Wani (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pemuda Desa Kajjan)